Jumat, 30 September 2011

MENCARI


Mencari
Bayu membawa perlahan
Behembus dalam kesunyian malam waktu
Tak berrarah tak terarah
Entah kemana ku tak tahu
Ku mencari di tanah batu
Tapi yang ada hanya hati yang beku
Terlepas dari sang bayu berlari sendiri
Tapi malah kulupa apa yang kucari
Diatas ada bintang kemilau
Dipandang sepi tak bernyanyi
Pedih piluh jiwa menggaduh
Menahan peluh pulang kerumah
Mengkaji hati mengenali diri
Dan mengingat apa yang ku cari
Sampai ke mimpi hati
Ternyata disitu damai menanti
Saat itu kutahu Apa yang kucari
Damai disisi bidadari

CUMA


Cuma
Cuma malam menemani
Cuma gerimis mengiringi tangis
Cuma pakaian melekat
Menyembunyikan hati yang pekat
Cuma senyap mampu mengusap
Cuma angin yang membawa lenyap
Cuma kebisuan dalam Cuma
Sebelumnya hati butuh
Tapi kini jadi tak utuh
Semua runtuh bersama Cuma
Cuma Gelap paham dukaku
Tapi semua tinggal Cuma bersama Cuma

Gila


Gila
Sebelumnya ini cinta
Tapi kini jadi gila
Sebelumnya semua damba
Tapi kini jadi gila
Bersama ucapan yang terdengar gila
Bersama keadaan yang terus menggila
Awan berduyun-duyun
Langit runtuh tergusur
Hutan bersepi-sepi
Bulan jatuh
Laut bergolak-golak
Hati mulai terkampak
Patah dan pecah jadi sampah
Otak,hati sirna bersama keadaan gila

Jawab dan Korban


Jawab dan Korban
Setelah ditunggu
Setelah kuragu
Akhirnya cairlah bekumu
Bersama gerimis yang mengalir
Bersama takbir yang agung
Akhrinya kutahu jawaban dari segala ragu
Kamu tak bisa mengisi hati
Kamu menolak permintaan hati
Dimalam qurban
Kini hatiku jadi korban
Hati jadi kobaran
Trbakar bersama cinta yang duka
Satu lagi masa kelam bersemi
Satu lagi luka menganga dalam hati

AKU DAN IMPIANKU


aku dan impian ku
aku  punya mimpi,
mimpi yg sulit diterima nalar ini
mimpi yg tumbuh dan mengakar
tampak jelas tanpa ada bayang yg tersamar
kejelasan niat perlahan tumbuh bersama dahan yg kian mekar
mimpi itu kini sedang ku titi
karna mimpiku adalah puisi
puisi adalah kekakasih,
kekasih yang memeluk erat selayak jerat
kekasih yang begitu wangi melebihi intisari melati